Mitra Statistik yang Mengakrabi Gawai

Beberapa tahun terakhir saya sering mendapati bagian dedaunan dan semak belukar menempel pada pakaian La Dito sehabis pulang kerja. Bekerja sebagai mitra statistik di wilayah Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, tiap akhir bulan, kerap kali ia harus menyusuri kebun-kebun dan hutan dalam rangka mengamati fase tumbuh tanaman tertentu.

Badan Pusat Statistik merupakan salah satu lembaga negara yang bertugas menyiapkan data-data statistik. Termasuk penyediaan data pertanian, khususnya komoditas pangan. Dengan berkolaborasi bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kedua lembaga mengembangkan metode terbaru dalam menghitung produksi suatu tanaman pangan. Metode tersebut ialah Kerangka Sampel Area (KSA). Penggunaan dengan metode ini untuk memperoleh data dan informasi pertanian tanaman pangan dengan lebih akurat.

Metode KSA sangat memudahkan kerja-kerja La Dito serta mitra statistik yang lain dalam melakukan pengamatan terhadap komoditas pangan yang hendak didata. Sehingga dapat lebih mudah melakukan koreksi terhadap luas panen.

Di Indonesia, tak terkecuali di Buton, implementasi metode KSA memanfaatkan teknologi penginderaan jauh (citra satelit) untuk pengambilan sampel dan menggunakan perangkat Android untuk melakukan observasi secara langsung.

Dalam melakukan pengamatan lapangan, sebagai surveyor, La Dito membekali diri dengan smartphone yang dilengkapi dengan aplikasi sistem Android 9, yang secara khusus dikembangkan untuk KSA. Untuk menyesuaikan pola kerja, aplikasi KSA kemudian dipasangkan pada perangkat smartphone.

Dengan memanfaatkan spesifikasi smartphone Android Vivo Y12 yang terkoneksi dengan jaringan internet, La Dito merasa dimudahkan dalam bekerja dengan metode KSA. Kerja-kerja KSA yang dapat memanfaatkan teknologi smartphone misalnya mengakses google map untuk mengetahui peta dan kondisi topografi atau wilayah administratif lahan tanaman pangan yang akan diobservasi. La Dito mengamati fase pertumbuhan tanaman tersebut dengan mengambil gambar secara periodik.

Dalam proses rekam gambar, smartphone Vivo Y12 sangat menunjang kinerja La Dito di mata supervisor-nya. Dengan tugas-tugas lapangan yang kerap berkutat dengan pengumpulan data-data visual, pilihan La Dito menggunakan Vivo Y12 terbilang tepat. Dilengkapi Jenis lensa wide berukuran 8 MP dan tipe layar IPS LCD berukuran 6.35 inci yang diusung Vivo Y12 membuat La Dito memiliki sudut pandang yang lebih luas ketika memotret komoditas tanaman. Tambahan fitur HDR pada kamera utamanya dan resolusi 720 x 1544 piksel, hasil foto tanaman terlihat jelas dan jernih. La Dito dapat menghasilkan foto objek amatan lebih detil dengan citra pencahayaan yang lebih baik.

Vivo Y12 milik La Dito yang sering digunakannya ketika melakukan pengamatan tanaman pangan.

“Tanggung jawab saya mengumpulkan data periodik tanaman pangan ada di tiga kecamatan. Ada di Kecamatan Siotapina, Kecamatan Wolowa dan Kecamatan Pasarwajo, masing-masing wilayah ini sangat luas untuk dijangkau yang tentu saja pasti menghabiskan waktu yang tak sedikit,” urai La Dito saat baring-baring santai di atas dipan kayu teras rumahnya sembari scrolling akun medsosnya dengan gawai andalannya, Vivo Y12. La Dito mengaku, dia bisa menelusuri ketiga kecamatan itu untuk mengumpulkan data visual sejak pagi hari dan kembali ke rumah menjelang magrib, dan pada malam harinya tanpa perlu recharge baterai dia bisa beristirahat sambil bermedia sosial atau mengakses perkembangan berita terkini menggunakan smartphone miliknya yang telah digunakannya seharian.

Kapasitas baterai Vivo Y12 yang mencapai 5000 mAh sangat membantunya yang terkadang harus berada fullday di lapangan, di dalam hutan dan kebun-kebun yang jauh dari ketersediaan listrik. La Dito juga tidak perlu ribet membawa barang elektronik tambahan seperti powerbank, mengingat ia sudah kerepotan dengan bawaan bekal minuman dan peralatan lain, ditambah dengan kondisi medan yang kurang bersahabat. Meminimkan barang bawaan akan memudahkan La Dito bergerak dengan cepat dan enteng menuju titik lokasi pengamatan.

Aktivitasnya yang sering keluar masuk hutan juga terkadang membuatnya tersesat dan kehilangan arah. Untunglah telpon pintarnya selalu memecah segala kebuntuannya. La Dito berhasil melewati tantangan kerjanya itu hanya dengan mengandalkan tools kompas yang terinstal di handphone-nya. Sekali lagi rintangan telah ia lewati dengan mantap. Membuatnya lebih percaya diri menuntaskan tugas di lapangan.

Pengalaman La Dito yang bekerja selalu mengandalkan smartphone, khususnya Vivo Y12 mungkin saja belum pernah masuk dalam konten para reviewer gadget sebelumnya. Sejak membeli Vivo Y12 pada akhir 2019 lalu, handphone kesayangannya itu sudah berulang kali jatuh dan terbentur saat bekerja di lapangan. Terkadang ia harus menyusuri kembali jalan yang telah dilaluinya untuk mencari handphone-nya yang terjatuh. Pernah sekali waktu juga ia menemukan Vivo Y12 kesayangannya itu tergeletak di samping bongkahan batu dengan kondisi layar telah retak.

Suatu waktu pula, ketika terbangun dari tidur siangnya, ia kelimpungan mencari handphone-nya yang sudah tidak ada di samping ranjang. Padahal pada saat itu ia sedang menunggu instruksi dari atasannya terkait jadwal pengamatan lapangan. Setelah mencari-cari, ia langsung terkejut mendapati anak bungsunya yang baru berusia 3 tahunan sedang menyeret-nyeret smartphone yang dibanderol Rp.1,9 juta itu di dinding dan lantai rumah. La Dito disergap rasa cemas dan ada raut sedih di wajahnya. Smartphone yang menunjangnya mencari nafkah keluarga telah berganti peran menjadi pesawat terbang dan mobil-mobilan.

Namun hingga saat ini, setelah mengalami deretan ‘bencana’ itu, performa yang ditampilkan Vivo Y12 itu masih sangat baik.

Profesi La Dito sebagai petugas pencacah yang melakukan penghitungan produksi komoditas pangan menggunakan metode KSA adalah langkah revolusioner yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Jauh sebelum itu, BPS selalu menggunakan Angka Ramalan (Aram) dalam mencatat produksi pangan yang kebanyakan masih dilakukan dengan cara manual yakni dengan pengamatan mata (eye estimate).

Seiring dengan pola kerja yang perlahan-lahan bermigrasi ke dalam sistem digital dan pemerintah yang gencar membangun sistem layanan digital, maka sangat perlu membekali diri dengan perangkat yang dapat mengakomodir semua sistem digital tersebut. Untuk memudahkan riset terkait gadget yang sesuai dengan spesifikasi bidang kerja, Anda dapat memperoleh referensi dari http://carisinyal.com. Di kanal tersebut, sebelum menjatuhkan pilihan, Anda akan mendapat wawasan yang memadai terkait gadget yang akan digunakan. Tidak hanya spesifikasi serta keunggulan dan kelebihan produk, Anda juga dapat membaca hasil review suatu produk terkini dengan sangat objektif.

Bagi La Dito, handphone miliknya tidak saja membantu menyelesaikan tugas utama sebagai mitra statistik. Tetapi terkadang, ketika tengah berada di kebun-kebun warga dan merasa kelelahan di tengah hutan ia bisa istirahat sejenak sembari mendengarkan tembang favoritnya yang telah ia download sebelumnya. Bekerja seorang diri yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuk perkotaan tentu akan gampang bagi siapapun dirundung sepi. Cara satu-satunya memecah sunyi bagi pria 31 tahun itu hanyalah telpon pintar yang ada di tangannya. Ia bisa bermain game atau menonton dokumentasi video anak-anaknya yang lucu ketika sedang rindu.

Satu pengalaman konyol pada awal ia membeli Vivo Y12 itu adalah saat mencoba aplikasi kamera. La Dito memperlihatkan satu teknik zoom in dan zoom out kepada seorang kakek yang merupakan generasi baby boomer. Kakek itu merasa terkesima. Ia takjub. Selama hidupnya ia belum pernah menyaksikan hal semacam itu, Ia bisa melihat objek yang letaknya jauh menjadi dekat. Saking penasaran, si kakek bertanya “Nak, bisakah kita lihat orang dalam pesawat di langit pakai alat itu?” La Dito hanya tertawa lebar menanggapi pertanyaan spontan itu.

La Dito merasa sangat bersyukur dengan kemajuan teknologi. Ia memuji habis-habisan serta melangitkan doa kepada para ilmuwan dan inventor yang telah melakukan inovasi dalam bidang teknologi untuk memudahkan kerja-kerja manusia.

69 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *